Selasa, 20 Maret 2012

Alkena,Alkuna,Alkana

Alkena :
Alkena adalah hidrokarbon alifatik tak jenuh yaitu hidrokarbon dengan satu ikatan rangkap dua (–C=C–) . Senyawa yang mempunyai 2 ikatan rangkap 2 disebut alkadiena, yang mempunyai 3 ikatan rangkap 2 disebut alkatriena dst.
o Rumus umum alkena yaitu : C n H 2n ; n = jumlah atom C
Tata Nama Alkena
1) Nama alkena diturunkan dari nama alkana yang sesuai (yang jumlah atom Cnya sama), dengan mengganti akhiran –ana menjadi –ena .
2) Rantai induk adalah rantai terpanjang yang mengandung ikatan rangkap.
3) Penomoran dimulai dari salah 1 ujung rantai induk sedemikian sehingga ikatan rangkap mendapat nomor terkecil.
4) Posisi ikatan rangkap ditunjukkan dengan awalan angka yaitu nomor dari atom C berikatan rangkap yang paling tepi / pinggir (nomor terkecil).
5) Penulisan cabang-cabang, sama seperti pada alkana.
Sumber dan Kegunaan Alkena
Alkena dibuat dari alkana melalui proses pemanasan atau dengan bantuan katalisator (cracking). Alkena suku rendah digunakan sebagai bahan baku industri plastik, karet sintetik, dan alkohol.

 Alkuna :
Alkuna adalah hidrokarbon alifatik tak jenuh yaitu hidrokarbon dengan satu ikatan rangkap tiga (–C≡C–) . Senyawa yang mempunyai 2 ikatan rangkap 3 disebut alkadiuna, yang mempunyai 1 ikatan rangkap 2 dan 1 ikatan rangkap 3 disebut alkenuna .
o Rumus umum alkuna yaitu : C n H 2n-2 ; n = jumlah atom C
Tata Nama Alkuna
o Nama alkuna diturunkan dari nama alkana yang sesuai dengan mengganti akhiran –ana menjadi –una .
o Tata nama alkuna bercabang sama seperti penamaan alkena.
Sumber dan Kegunaan Alkuna
Alkuna yang mempunyai nilai ekonomis penting hanyalah etuna (asetilena), C 2 H 2 . Gas asetilena digunakan untuk mengelas besi dan baja.

 Alkana :
Alkana adalah hidrokarbon alifatik jenuh yaitu hidrokarbon dengan rantai terbuka dan semua ikatan antar atom karbonnya merupakan ikatan tunggal.
o Rumus umum alkana yaitu : C n H 2n+2 ; n = jumlah atom C

Deret Homolog Alkana
Adalah suatu golongan / kelompok senyawa karbon dengan rumus umum yang sama, mempunyai sifat yang mirip dan antar suku-suku berturutannya mempunyai beda CH 2 .
Sifat-sifat deret homolog :
o Mempunyai sifat kimia yang mirip
o Mempunyai rumus umum yang sama
o Perbedaan Mr antara 2 suku berturutannya sebesar 14
o Makin panjang rantai karbon, makin tinggi titik didihnya


rumus
nama
rumus
nama
CH 4
metana
C 6 H 14
heksana
C 2 H 6
etana
C 7 H 16
heptana
C 3 H 8
propana
C 8 H 18
oktana
C 4 H 10
butana
C 9 H 20
nonana
C 5 H 12
pentana
C 10 H 22
dekana

Sifat-sifat Alkana
  1. merupakan senyawa nonpolar, sehingga tidak larut dalam air
  2. makin banyak atom C (rantainya makin panjang), maka titik didih makin tinggi
  3. pada tekanan dan suhu biasa, CH 4 - C 4 H 10 berwujud gas, C 5 H 12 - C 17 H 36 berwujud cair, diatas C 18 H 38 berwujud padat
  4. mudah mengalami reaksi subtitusi dengan atom-atom halogen (F 2, Cl 2, Br 2 atau I 2 )
  5. dapat mengalami oksidasi (reaksi pembakaran)

Isomer Alkana
Alkana yang mempunyai rumus molekul sama, tetapi rumus struktur beda
CH 4, C 2 H 6, C 3 H 8 tidak mempunyai isomer
alkana
jumlah isomer
C 4 H 10
2
C 5 H 12
3
C 6 H 14
5
C 7 H 16
9
C 8 H 18
28
C 9 H 20
35
C 10 H 22
75

Tata Nama Alkana
Berdasarkan aturan dari IUPAC (nama sistematik) :
1) Nama alkana bercabang terdiri dari 2 bagian :
o Bagian pertama (di bagian depan) merupakan nama cabang
o Bagian kedua (di bagian belakang) merupakan nama rantai induk
2) Rantai induk adalah rantai terpanjang dalam molekul. Jika terdapat 2 atau lebih rantai terpanjang, maka harus dipilih yang mempunyai cabang terbanyak. Induk diberi nama alkana sesuai dengan panjang rantai.
3) Cabang diberi nama alkil yaitu nama alkana yang sesuai, tetapi dengan mengganti akhiran –ana menjadi –il. Gugus alkil mempunyai rumus umum : C n H 2n+1 dan dilambangkan dengan R
4) Posisi cabang dinyatakan dengan awalan angka. Untuk itu rantai induk perlu dinomori. Penomoran dimulai dari salah 1 ujung rantai induk sedemikian rupa sehingga posisi cabang mendapat nomor terkecil.
5) Jika terdapat 2 atau lebih cabang sejenis, harus dinyatakan dengan awalan di, tri, tetra, penta dst.
6) Cabang-cabang yang berbeda disusun sesuai dengan urutan abjad dari nama cabang tersebut. Awalan normal, sekunder dan tersier diabaikan. Jadi n-butil, sek-butil dan ters-butil dianggap berawalan b-.
Awalan iso- tidak diabaikan. Jadi isopropil berawal dengan huruf i- .
Awalan normal, sekunder dan tersier harus ditulis dengan huruf cetak miring .
7) Jika penomoran ekivalen dari kedua ujung rantai induk, maka harus dipilih sehingga cabang yang harus ditulis terlebih dahulu mendapat nomor terkecil.
Berdasarkan aturan-aturan tersebut di atas, penamaan alkana bercabang dapat dilakukan dengan 3 langkah sebagai berikut :
1) Memilih rantai induk, yaitu rantai terpanjang yang mempunyai cabang terbanyak.
2) Penomoran, dimulai dari salah 1 ujung sehingga cabang mendapat nomor terkecil.
3) Penulisan nama, dimulai dengan nama cabang sesuai urutan abjad, kemudian diakhiri dengan nama rantai induk. Posisi cabang dinyatakan dengan awalan angka. Antara angka dengan angka dipisahkan dengan tanda koma (,) antara angka dengan huruf dipisahkan dengan tanda jeda (-).
Atau lebih singkatnya adalah:
  1. Jika rantai lurus, nama sesuai dengan jumlah alkana dengan awalan n-(alkana)
  2. Jika rantai cabang;
    1. Tentukan rantai terpanjang (sebagai nama alkana)
    2. Tentukan rantai cabangnya (alkil)
    3. Pemberian nomor dimulai dari atom C yang paling dekat dengan cabang
    4. Alkil-alkil sejenis digabung dengan awalan di(2), tri(3), dst
    5. Alkil tak sejenis ditulis berdasar abjad (butil, etil, metil,..) atau dari yang paling sederhana (metil, etil, propil,....)
Gugus Alkil
Alkana yang telah kehilangan 1 atom H
C n H 2n+1


Sumber dan Kegunaan Alkana
Alkana adalah komponen utama dari gas alam dan minyak bumi.
Kegunaan alkana, sebagai :
· Bahan bakar
· Pelarut
· Sumber hidrogen
· Pelumas
· Bahan baku untuk senyawa organik lain
· Bahan baku industri

Senyawa Hidrokarbon

Senyawa hidrokarbon merupakan senyawa karbon yang paling sederhana. Dari namanya, senyawa hidrokarbon adalah senyawa karbon yang hanya tersusun dari atom hidrogen dan atom karbon. Dalam kehidupan sehari-hari banyak kita temui senyawa hidrokarbon, misalnya minyak tanah, bensin, gas alam, plastik dan lain-lain.

Sampai saat ini telah dikenal lebih dari 2 juta senyawa hidrokarbon. Untuk mempermudah mempelajari senyawa hidrokarbon yang begitu banyak, para ahli mengolongkan hidrokarbon berdasarkan susunan atom-atom karbon dalam molekulnya.
Berdasarkan susunan atom karbon dalam molekulnya, senyawa karbon terbagi dalam 2 golongan besar, yaitu senyawa alifatik dan senyawa siklik. Senyawa hidrokarbon alifatik adalah senyawa karbon yang rantai C nya terbuka dan rantai C itu memungkinkan bercabang. Berdasarkan jumlah ikatannya, senyawa hidrokarbon alifatik terbagi menjadi senyawa alifatik jenuh dan tidak jenuh.
- Senyawa alifatik jenuh adalah senyawa alifatik yang rantai C nya hanya berisi ikatan-ikatan tunggal saja. Golongan ini dinamakan alkana.
Contoh senyawa hidrokarbon alifatik jenuh:
- Senyawa alifatik tak jenuh adalah senyawa alifatik yang rantai C nya terdapat ikatan rangkap dua atau rangkap tiga. Jika memiliki rangkap dua dinamakan alkena dan memiliki rangkap tiga dinamakan alkuna. Contoh senyawa hidrokarbon alifatik tak jenuh:
- Senyawa hidrokarbon siklik adalah senyawa karbon yang rantai C nya melingkar dan lingkaran itu mungkin juga mengikat rantai samping. Golongan ini terbagi lagi menjadi senyawa alisiklik dan aromatik.
· senyawa alisiklik yaitu senyawa karbon alifatik yang membentuk rantai tertutup.


· Senyawa aromatik yaitu senyawa karbon yang terdiri dari 6 atom C yang membentuk rantai benzena.
 

 Sifat-Sifat Hidrokarbon :

Meliputi : a) Sifat-Sifat Fisis
b) Sifat Kimia Berkaitan dengan reaksi kimia.
1) Reaksi-reaksi pada Alkana
Alkana tergolong zat yang sukar bereaksi sehingga disebut parafin yang artinya afinitas kecil . Reaksi terpenting dari alkana adalah reaksi pembakaran, substitusi dan perengkahan ( cracking ).
Penjelasan :
a. Pembakaran
o Pembakaran sempurna alkana menghasilkan gas CO 2 dan uap air, sedangkan pembakaran tidak sempurna menghasilkan gas CO dan uap air, atau jelaga (partikel karbon).
b. Substitusi atau pergantian
· Atom H dari alkana dapat digantikan oleh atom lain, khususnya golongan halogen .
· Penggantian atom H oleh atom atau gugus lain disebut reaksi substitusi .
· Salah satu reaksi substitusi terpenting dari alkana adalah halogenasi yaitu penggantian atom H alkana dengan atom halogen, khususnya klorin ( klorinasi ).
· Klorinasi dapat terjadi jika alkana direaksikan dengan klorin.
c. Perengkahan atau cracking
§ Perengkahan adalah pemutusan rantai karbon menjadi potongan-potongan yang lebih pendek.
§ Perengkahan dapat terjadi bila alkana dipanaskan pada suhu dan tekanan tinggi tanpa oksigen .
§ Reaksi ini juga dapat dipakai untuk membuat alkena dari alkana . Selain itu juga dapat digunakan untuk membuat gas hidrogen dari alkana .
2) Reaksi-reaksi pada Alkena
o Alkena lebih reaktif daripada alkana. Hal ini disebabkan karena adanya ikatan rangkap C=C.
o Reaksi alkena terutama terjadi pada ikatan rangkap tersebut. Reaksi penting dari alkena meliputi : reaksi pembakaran, adisi dan polimerisasi .

Penjelasan :
a. Pembakaran
§ Seperti halnya alkana, alkena suku rendah mudah terbakar. Jika dibakar di udara terbuka, alkena menghasilkan jelaga lebih banyak daripada alkana. Hal ini terjadi karena alkena mempunyai kadar C lebih tinggi daripada alkana, sehingga pembakarannya menuntut / memerlukan lebih banyak oksigen.
§ Pembakaran sempurna alkena menghasilkan gas CO 2 dan uap air.
b. Adisi (penambahan = penjenuhan)
o Reaksi terpenting dari alkena adalah reaksi adisi yaitu reaksi penjenuhan ikatan rangkap .
c. Polimerisasi
· Adalah reaksi penggabungan molekul-molekul sederhana menjadi molekul yang besar.
· Molekul sederhana yang mengalami polimerisasi disebut monomer , sedangkan hasilnya disebut polimer .
· Polimerisasi alkena terjadi berdasarkan reaksi adisi .
· Prosesnya dapat dijelaskan sebagai berikut :
ü Mula-mula ikatan rangkap terbuka sehingga terbentuk gugus dengan 2 elektron tidak berpasangan.
ü Elektron-elektron tidak berpasangan tersebut kemudian membentuk ikatan antar gugus sehingga membentuk rantai.
3) Reaksi-reaksi pada Alkuna
o Reaksi-reaksi pada alkuna mirip dengan alkena; untuk menjenuhkan ikatan rangkapnya, alkuna memerlukan pereaksi 2 kali lebih banyak dibandingkan dengan alkena.
o Reaksi-reaksi terpenting dalam alkena dan alkuna adalah reaksi adisi dengan H 2, adisi dengan halogen (X 2 ) dan adisi dengan asam halida (HX).
o Pada reaksi adisi gas HX (X = Cl, Br atau I) terhadap alkena dan alkuna berlaku aturan Markovnikov yaitu :
Jika atom C yang berikatan rangkap mengikat jumlah atom H yang berbeda, maka atom X akan terikat pada atom C yang sedikit mengikat atom H
Jika atom C yang berikatan rangkap mengikat jumlah atom H sama banyak, maka atom X akan terikat pada atom C yang mempunyai rantai C paling panjang.

Larutan Elektrolit dan non Elektrolit

Pada tahun 1884, Svante Arrhenius, ahli kimia terkenal dari Swedia mengemukakan teori elektrolit yang sampai saat ini teori tersebut tetap bertahan padahal ia hampir saja tidak diberikan gelar doktornya di Universitas Upsala, Swedia, karena mengungkapkan teori ini. Menurut Arrhenius, larutan elektrolit dalam air terdisosiasi ke dalam partikel-partikel bermuatan listrik positif dan negatif yang disebut ion (ion positif dan ion negatif) Jumlah muatan ion positif akan sama dengan jumlah muatan ion negatif, sehingga muatan ion-ion dalam larutan netral. Ion-ion inilah yang bertugas mengahantarkan arus listrik. Larutan yang dapat menghantarkan arus listrik disebut larutan elektrolit.
Larutan ini memberikan gejala berupa menyalanya lampu atau timbulnya gelembung gas dalam larutan.
Larutan elektrolit mengandung partikel-partikel yang bermuatan (kation dan anion). Berdasarkan percobaan yang dilakukan oleh Michael Faraday, diketahui bahwa jika arus listrik dialirkan ke dalam larutan elektrolit akan terjadi proses elektrolisis yang menghasilkan gas. Gelembung gas ini terbentuk karena ion positif mengalami reaksi reduksi dan ion negatif mengalami oksidasi. Contoh, pada laruutan HCl terjadi reaksi elektrolisis yang menghasilkan gas hidrogen sebagai berikut.
HCl(aq)→ H+(aq) + Cl-(aq)
Reaksi reduksi : 2H+(aq) + 2e- → H2(g)
Reaksi oksidasi : 2Cl-(aq) → Cl2(g) + 2e-
Larutan elektrolit terbagi menjadi 2 macam, yaitu elektrolit kuat dan larutan elektrolit lemah
Pada larutan elektrolit kuat, seluruh molekulnya terurai menjadi ion-ion (terionisasi sempurna). Karena banyak ion yang dapat menghantarkan arus listrik, maka daya hantarnya kuat. pada persamaan reaksi, ionisasi elektrolit kuat ditandai dengan anak panah satu arah ke kanan.
Contoh :
NaCl(s) → Na+ (aq) + Cl- (aq)

Contoh larutan elektrolit kuat :
Asam, contohnya asam sulfat (H2SO4), asam nitrat (HNO3), asam klorida (HCl)
Basa, contohnya natrium hidroksida (NaOH), kalium hidroksida (KOH), barium hidroksida (Ba(OH)2)
Garam, hampir semua senyawa kecuali garam merkuri
Larutan elektrolit lemah adalah larutan yang dapat memberikan nyala redup ataupun tidak menyala, tetapi masih terdapat gelembung gas pada elektrodanya. Hal ini disebabkan tidak semua terurai menjadi ion-ion (ionisasi tidak sempurna) sehingga dalam larutan hanya ada sedikit ion-ion yang dapat menghantarkan arus listrik. Dalam persamaan reaksi, ionisasi elektrolit lemah ditandai dengan panah dua arah (bolak-balik).
Contoh :
CH3COOH(aq) ↔ CH3COO- (aq) + H+ (aq)
Contoh senyawa yang termasuk elektrolit lemah :
CH3COOH, HCOOH, HF, H2CO3, dan NH4OH
Larutan elektrolit dapat bersumber dari senyawa ion (senyawa yang mempunyai ikatan ion) atau senyawa kovalen polar (senyawa yang mempunyai ikatan kovalen polar)
Sedangkan larutan non elektrolit adalah larutan yang tidak dapat menghantarkan arus listrik dan tidak menimbulkan gelembung gas. Pada larutan non elektrolit, molekul-molekulnya tidak terionisasi dalam larutan, sehingga tidak ada ion yang bermuatanyang dapat menghantarkan arus listrik.
Contoh : larutan gula, urea

Apa Itu Magnet ?

Mungkin beberapa orang cuma mikir magnet dimulai dari hiasan kulkas, dinamo, dan berakhir di pintu kulkas, haha. Atau mungkin seperti mainan magnet anak" yang didapet dari hadiah suatu makanan kecil, atau ada yang menyebutkan kata-kata magnet.

Sebenarnya magnet itu bukan hanya benda diatas tersebut karena cakupan magnet itu luas loh. Tanpa kira sadari magnet itu sudah ada dimana-mana, hampir di semua teknologi terdapat magnet, didalam tubuh manusia pun terdapat magnet bahkan disekitar kita juga ada magnet yang berasal dari magnet bumi.

Apa sih magnet itu ??

Bentuk, Ukuran, Sifat magnet itu bermacam-macam, beberapa jenis magnet ada yang tahan sangat lama kemagnetannya tapi beberapa magnet lainnya ada yang hanya memiliki sifat kemagnetan beberapa detik saja.
Ada magnet yang berbentuk seton raksasa ada juga magnet yang hanya bisa di lihat melalui mikroskop. 
Ada magnet yang dibuat langsung oleh alam dan ada juga magnet yang dibuat oleh manusia.
Juga Intensitas kemagnetan magnet itu pun pasti berbeda-beda.

Menurut Para Ahli, dan Para ahli itu pun percaya bahwa Magnet Bumi itu terjadi dari hasil aliran arus konveksi cairan di inti terluar bumi,yang kemudian arus-arus tersebut mengalir sepeti solenoid didalam bumi melalui konduktor yang ada didalam bumi karena didalam bumi sebagian besar adalah konduktor baik yaitu besi (Fe).

Hampir semua magnet punya sifat dasar yang sama, yaitu mereka memiliki dua kutub yaitu KUTUB UTARA dan KUTUB SELATAN. dan semua garis-garis medan medan magnetnya berjalan dari selatan ke utara. Magnet itu di bagi dua yaitu ada Magnet Permanent dan Magnet Non Permanent.

Pada awalnya juga manusia jaman dahulu menemukan Magnet Permanent terlebih dahulu dalam bentuk serbuk besi dan potongan-potongan kecil yang baru kemudian pada zaman sekarang dikembangkan produk Magnet non-Permanent
Orang-orang itu pertama kali menemukan magnet diperkirakan yaitu pada tahun 600 SEBELUM MASEHI.

Pada saat itu magnet yang mereka temukan yaitu Magnetit mineral yang merupakan jenis Magent Alami. Salah satu jenis magnet yang pertama kali di temukan yaitu adalah LODESTONE, yaitu magnet yang memiliki properti tambahan polaritas dan hal itu lah yang dapat membuaat LODESTONE  menyelaraskan diri dengan medan magnet bumi.






Penemuan Lodestone tersebut adalah awal dari penemuan kompas, yang kemudian digunakan sebagai alat  navigasi pada awal 1086.Tidak seperti Magnet Non Permanent, Permanent Magnet pada dasarnya akan berada dalam keadaan tetap untuk sementara waktu- perlu di klarifikasi bahwa sebenarnya Magnet Permanent bukan berarti magnet tersebut bersifat magnet selamanya, melainkan perlu diambil suatu cara untuk men'demagtize magnet tersebut secara kini. Anda tidak dapat merubah sifat kemagnetan dari Magnet Permanent secara cepat, secepat menekan switch on.


Nah semua Magnet Permanent di klasifikasikan kedalam material berkelas Ferromagnetic.

Perbedaan secara kompleks antara Magnet Permanent dan Non Permanent dapat terlihat dalam gelombang magnetik tingkat atom. Yang Kedua nya merupakan dua fenomena yang sangat berbeda.


Selanjutnya yaitu adalah sifat-sifat magnet.

Hampir semua magnet adalah turunan dari elektron. Dalam hal ini yang dimaksud Magnet Permanent adalah elektron-elektron yang berputar/mengorbit yang kemudian menghasilkan magnet, lain halnya dengan elektron yang mengalir melalui sebuah konduktor.
Bumi adalah magnet yang sangat besar, sedangkan elektron adalah partikel kecil. tetapi keduanya memiliki kesamaan yaitu memiliki kutub utara dan kutub selatan, dan juga berputar di sekitar sumbunya.

Dalam keadaan berputar, keduanya  menghasilkan medan magnet yang sangat kecil namun sangat signifikan. setiap elektron memiliki satu dari dua kemungkinan untuk dijadikan sebagai porosnya.
Hampir semua bahan dapat di magnetitasi baik secara alami maupun melalui induksi listrik. Dan hampir dalam semua bahan, atom-atom tersusun sedemikian rupa sehingga salah satu orientasi dapat mematahkan orientasi yang lain.

 FAKTA FISIKA : 
Beberapa ilmuwan berfokus pada kedua kutub magnet Bumi dan lokasi geografis mereka. Kutub magnet yang berada dekat Kutub Utara sering disebut bumi "Magnetik Kutub Utara". Namun, yang sebenarnya di di Kutub Utara Bumi lah letak Kutub Selatan magnet BUMI berada.

Pelapukan Batuan

Pelapukan atau weathering (weather) merupakan perusakan batuan pada kulit bumi karena pengaruh cuaca (suhu, curah hujan, kelembaban, atau angin). Karena itu pelapukan adalah penghancuran batuan dari bentuk gumpalan menjadi butiran yang lebih kecil bahkan menjadi hancur atau larut dalam air. Pelapukan dibagi dalam tiga macam, yaitu pelapukan mekanis, pelapukan kimiawi, dan pelapukan biologis.

A. Pelapukan Mekanis
Pelapukan mekanis atau sering disebut pelapukan fisis adalah penghancuran batuan secara fisik tanpa mengalami perubahan kimiawi.Penghancuran batuan ini bisa disebabkan oleh akibat pemuaian, pembekuan air, perubahan suhu tiba-tiba, atau perbedaan suhu yang sangat besar antara siang dan malam.

Disamping merupakan contoh pelapukan mekanik yang diakibatkan oleh aktivitas tumbuhan diantaranya masuknya akar tumbuhan ke dalam tanah melalui retakan-retakan batuan. Retakan batuan akan melebar seiring dengan membesarnya akar tumbuhan.

B. Pelapukan Kimiawi
Pelapukan kimiawi yaitu pelapukan yang terjadi akibat proses kimiawi pada molekul-molekul penyusun batuan tersebut.Biasanya yang menjadi perantara air, terutama air hujan. Tentunya Anda masih ingat bahwa air hujan atau air tanah selain senyawa H2O, juga mengandung CO2 dari udara. Oleh karena itu mengandung tenaga untuk melarutkan yang besar, apalagi jika air itu mengenai batuan kapur atau karst. Proses yang terjadi dalam pelapukan kimiawi disebut Dekomposisi.
Terdapat empat proses dalam pelapukan kimiawi,yaitu :
Hidrasi , Hidrolisa , Oksidasi , dan Karbonasi

Pelapukan terjadi pada batuan yang bersifat kimiawi, misalnya air hujan yang turun ke bumi mengandung zat kimia yang dapat bereaksi dengan zat kimia yang ada di batuan sehingga terjadi pelapukan. Proses pelapukan terjadi lebih cepat jika terjadi hujan asam jika dibanding dengan hujan biasa. Uap air yang menjadi hujan asam mengandung zat-zat asam (mengandung unsur Nitrogen dan Belerang), air hujan yang turun bersifat asam. Zat-zat asam (NO dan SO2) yang terbawa air hujan akan bereaksi secara kimia dengan zat-zat yang terkandung di dalam batuan lebih cepat.
Sebagian contoh dari hasil pelapukan kimiawi
C. Pelapukan Biologi
Pelapukan biologis atau disebut juga pelapukan organis terjadi akibat proses organis. Pelakunya adalah mahluk hidup, bisa oleh tumbuh-tumbuhan, hewan, atau manusia. Akar tumbuh-tumbuhan bertambah panjang dapat menembus dan menghancurkan batuan, karena akar mampu mencengkeram batuan. Bakteri merupakan media penghancur batuan yang ampuh. Cendawan dan lumut yang menutupi permukaan batuan dan menghisap makanan dari batu bisa menghancurkan batuan tersebut